Share

Senin, 06 Oktober 2014

Upacara pernikahan adat jawa

Upacara penikahan adat jawa tradisional

Pernikahan atau sering pula disebut dengan perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah kehidupan setiap orang. Masyarakat Jawa memiliki sebuah adat atau cara tersendiri dalam melaksanakan upacara sakral tersebut,Upacara Pernikahan Adat Jawa. Upacara Pernikahan Adat Jawa dimulai dari tahap perkenalan sampai terjadinya pernikahan atau akad Nikah. Tahapan-tahapan Upacara Pernikahan Adat Jawa tersebut memiliki simbol – simbol dalam setiap sessionnya, atau biasa kita sebut sebagai makna yang terkandung dalam tiap tahapan Upacara Pernikahan Adat Jawa. Adapun beberapa tahapan upacara pernihakan adat jawa adalah sebagai berikut :

Pinangan

Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria.Pada masa lalu, orang tua calon penganten pria mengutus salah seorang anggota keluarganya untuk meminang. Tetapi kini, untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita . Bila sudah diterima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.

Kesibukan dirumah calon penganten putri

  1. Mengundang keluarga terdekat untuk membicarakan dan menyiapkan seluruh proses perkawinan.Secara tradisi dibentuk sebuah panitya yang terdiri dari anggota keluarga dan kenalan dekat dan masing-masing mempunyai tugas yang jelas.
  2. Pemasangan Bleketepe dan Tarub
    Sehari sebelum upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman depan.Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang terdiri dari berbagai tuwuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti simbolis.

    Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang.

    Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat.Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya.

    Sepasang tebu wulung, pohon tebu yang berwarna kemerahan, merupakan simbol mantapnya kalbu, pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati keluarga mereka.

    Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.

    Berbagai macam dedaunan segar seperti : beringin, mojokoro,alang-alang,dadap srep, merupakan harapan supaya pasangan ini hidup dan tumbuh dalam keluarga yang selalu selamat dan sejahtera.

    Anyaman daun kelapa yang dinamakan bekletepe digantungkan digapura depan rumah, ini dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara perkawinan.

Siraman

Siraman dari asal kata siram ,artinya mandi. Sehari sebelum pernikahan, kedua calon penganten disucikan dengan cara dimandikan yang disebut Upacara Siraman. Calon penganten putri dimandikan dirumah orang tuanya, demikian juga calon mempelai pria juga dimandikan dirumah orang tuanya.

Upacara ngerik

Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes.Rambut penganten putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi. Perias mulai merias calon penganten . Wajahnya dirias dan rambutnya digelung sesuai dengan pola upacara perkawinan yang telah ditentukan.

Sesudah selesai, penganten didandani dengan kebaya yang bagus yang telah disiapkan dan kain batik motif sidomukti dan sidoasih, melambangkan dia akan hidup makmur dan dihormati oleh sesama.

Upacara midodareni

Pada upacara midodareni yang berlangsung dimalam hari sebelum Ijab dan Temu Manten/Panggih di keesokkan harinya, kedua orang tua calon mempelai pria beserta calon mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya, berkunjung kerumah orang tua calon mempelai putri.

Calon mempelai putri setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali bagai widodari, bidadari, dewi dari kahyangan. 

Sesuai kepercayaan kuno, malam itu mempelai putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari kahyangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam 6/enam sore sampai tengah malam.Beberapa ibu sepuh menemani dan memberikan nasihat-nasihat berharga.

Upacara diluar kamar pelaminan

Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga calon penganten putri, menerima kunjungan dari orang tua dan keluarga dari calon penganten pria. Mereka duduk didalam rumah, saling berkenalan dan bersantap bersama. Calon penganten pria juga datang, tetapi dia tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh duduk diserambi depan rumah. Diapun hanya disuguhi segelas air minum, tidak boleh makan atau minum yang lain.Ini konon untuk melatih kesabaran seorang suami dan kepala keluarga.

Srah-srahan atau Peningsetan

Orang tua dan keluarga calon penganten pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten wanita.

Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya komitmen akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak dan para orang tua penganten akan menjadi besan.

Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan tulus supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian untuk penganten wanita , termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya tekad.Beberapa hasil bumi a.l. beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dlsb sebagai pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru..

Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai.
Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai pria menyerahkan sejumlah uang, sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara perkawinan.Ini hanya formalitas belaka, karena urunan uang sudah diberikan jauh hari sebelumnya.

Sesudah bersantap bersama dan saling berkenalan, seluruh keluarga rombongan orang tua temanten pria berpamitan untuk pulang. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk besok yaitu pelaksanaan upacara perkawinan yang penting termasuk pernikahan secara agama, Upacara adat temu manten dsb.

Nyantri

Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantrisebelumnya sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak. 

Begini tata caranya : Orang tua calon mempelai pria melalui jurubicara keluarga mengatakan kepada orang tua calon mempelai wanita, bahwa calon mempelai pria tidak diajak pulang dan menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua calon mempelai putri.

Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat.

Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab kabul/pernikahan. Juga untuk keamanan pernikahan, kedua calon mempelai sudah berada disatu tempat

Pelaksanaan Ijab

Ijab adalah hal paling penting untuk melegalisir sebuah perkawinan. Ijab atau perkawinan dilaksanakan sesuai dengan agama yang dianut kedua penganten, bisa Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. 

Kini, warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perkawinannya juga diakui sah oleh negara sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Persiapan untuk pernikahan/ Ijab, harus benar-benar cermat, supaya lancar dan aman.

Sesudah Ijab selesai, artinya temanten sudah sah sebagai suami istri. Tentu hati rasanya “plong”, orang tua dan keluarga kedua pihak juga lega.

Upacara panggih

Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua penganten putri.

Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara-saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu, pengantin wanita dengan dikawal saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan

Didepan pengantin wanita, dua gadis kecil yang disebut patah membawa kipas. Dua anak laki-laki muda atau dua orang ibu, masing-masing membawa sebuah rangkaian bunga khusus yang namanya kembar mayang.Seorang ibu pengiring pengantin pria maju dan memberikan Sanggankepada ibu pengantin putri sebagai tanda penghormatan untuk penyelenggaraan upacara perkawinan. Sanggan itu berupa buah pisang yang dibungkus rapi dengan daun pisang dan ditaruh diatas nampan.

Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar rumah dan dibuang diperempatan jalan dekat rumah atau didekat berlangsungnya upacara perkawinan, maksudnya supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan apapun dan dari pihak manapun.
Dan setelah itu dilanjutkan rangkain acara lainnya seperti:
-Ritual Kacar Kucur atau Tampa Kaya
-Ritual Dhahar Klimah atau Dhahar Kembul
-Mertui atau Mapag Besan
-Upacara Sungkeman

Resepsi pernikahan

Sesudah seluruh rangkaian upacara perkawinan selesai, dilakukan resepsi, dimana keduatemanten baru, dengan diapit kedua belah pihak orang tua, menerima ucapan selamat dari para tamu.

Dalam acara resepsi, hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah disediakan, sambil beramah tamah dengan kerabat dan kenalan. Ada kalanya, sebelum resepsi dimulai, diadakan pementasan fragmen tari Jawa klasik yang sesuai untuk perkawinan seperti fragmen Pergiwo Gatotkaca atau tariKaronsih, yang melukiskan hubungan cinta kasih wanita dan pria.

Pernikahan adat jawa yang ada disekitar penulis

Dalam upacara pernikahan yang ada disekitar saya dan yang pernah saya lihat sendiri banyak sekali perbedaan rangkaian acara, banyak sekali ritual-ritual yang tidak dilakukan pada upacara pernikahan tersebut. Pernikahan biasanya diawali dengan acara lamaran atau pinangan dimana orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita . Bila sudah diterima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan. Setelah itu pihak keluarga wanita akan mempersiapkan sama terselenggaranya acara tersebut seperti pembuatan panitia, mempersiapkan katering serta EO agar tidak merepotkan. Dan biasanya upacara seserahan dilakukan sebelum ijab qabul. setelah melakukan ijab qabul kedua mempelai melakukan ritual sungkeman kepada kedua belah pihak orangtua lalu diakhiri dengan acara resepsi pernikahan.

Analisis

Upacara pernikahan yang ada sudah mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pola pikir masyarakat, hal ini ditandai dengan banyak sekali perubahan yang ada diantaranya ritual jawa tradisional masih menggunakan banyak sesajen untuk setiap ritualnya tetapi masyarakat modern sudah tidak menggunakannya lagi. serta urutan acara yang lebih sedikit, mungkin ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan jika melakukan seluruh urutan acara akan sangat besar, sehingga masyarakat lebih memilih untuk melakukan ritual-ritual yang masih umum saja. Akan tetapi masih banyak orang keturunan jawa yang melakukan seluruh rangkaian acara tersebut secara utuh.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar