Share

Minggu, 17 Juni 2012

Ironi Di Negeriku

     Setiap orang didunia ini pasti memiliki negeri impian,begitu pun dengan saya. Saya berharap bisa tinggal di sebuah negri yang tentram dan damai. Negeri yang mempunyai pemandangan alam yang indah serta terjaga kealamiannya.Tidak seperti negeri ini yang semakin lama hutannya semakin habis karena eksploitasi yang berlebihan.Negeri yang awalnya disebut sebagai "Paru-paru" dunia kini mulai menghilang seiring habisnya hutan yang ada di negeri ini.Orang orang yang mekukan hal tersebut tidak memikirkan nasib orang lain yang msih membutuhkan hutan,yang mereka pikirkan hanyalah kepentingan pribadi serta kekayaan mereka saja. Hewan-hewan langka yang ada dinegeri ini pun semakin lama semakin terancam kelestariannya,betapa kasihannya anak cucu kita yang tidak bisa menyaksikan keindahan alam yang dimiliki oleh negeri kelahirannya.
     Betapa mirisnya negeri yang kaya akan sumber daya alam ini tetapi tidak bisa merasakan hasil dari sumber daya alam tersebut karena semua dikuasai oleh negara asing. Para petinggi dinegeri ini sangat dibutakan oleh harta,sehingga melakukan apa saja untuk mendapatkan harta sekalipun harus mengorbankan negerinya. Moral para petinggi si negeri ini juga semakin hancur. Bamyak kasus korupsi terjadi dimana-mana,dari kalangan atas maupun kalangan bawah. Keadilan dinegeri ini pun lebih memihak kepada orang yang "berduit",sehingga rakyat kecil di negeri ini semakin tergilas.
     Sebenarnya banyak orang-orang pintar di negeri ini, banyak dari mereka yang mengenyam pendidikan tinggi, tapi kehadiran mereka belum bisa membuat negeri ini bisa mencapai cita-citanya. Mereka lebih senang bekerja diluar negri, karena mungkin dinegeri ini keahlian mereka masih belum bisa dihargai dengan sesuai.
      Kondisi perolahragaan di negeri ini juga semakin terpuruk,cabang sepak bola yang sejak dulu msih sulit untuk mendapatkan gelar tingkat dunia,sedangkan di cabang bulutangkis yang biasanya negeri ini bisa menembus sampai partai final,kali ini hanya bisa sampai pada partai-partai awal saja. Lagi-lagi ini kembali kepada para petinggi pengurus cabang olahraga tersebut,"mengapa ini semua bisa terjadi?" bahkan yang lebih parahnya lagi di negeri ini ada dua organisasi sepakbola yang sama-sama menggelar kompetisi nasional,padahal menurut aturan FIFA di suatu negara hanya ada boleh ada satu kompetisi tingkat nasional.dan karena adanya dua organisasi tersebut maka para pemain juga mejadi korban,pemain yang bermain di liga yang di anggap "tidak resmi" tidak boleh memperkuat tim nasional,maka itu sama saja membatasi prestasi mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar